Universitas Nias.ac.id-Gunungsitoli: Kabar membanggakan datang dari Universitas Nias. Jumat, 4 Juli 2025. Sejumlah mahasiswa dari perguruan tinggi tersebut dinyatakan lolos seleksi dalam mendapatkan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Republik Indonesia.
PKM merupakan ajang bergengsi yang bertujuan untuk menumbuhkan kreativitas, inovasi, dan semangat penelitian di kalangan mahasiswa. Dalam edisi tahun 2025 ini, persaingan antar perguruan tinggi di seluruh Indonesia berlangsung sangat ketat. di tingkat LLDikti wilayah 1 hanya ada 9 Perguruan Tinggi yg di nyatakan Lolos mahasiswanya dan salah satu nya adalah dari Universitas Nias.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Nias, Suka’aro Waruwu, S.E., S.H., M.M ketika di konfirmasi menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian tersebut. "Ini adalah bukti nyata bahwa mahasiswa Universitas Nias mampu bersaing di tingkat nasional. Kami sangat mengapresiasi kerja keras para mahasiswa dan dosen pembimbing yang telah membina mereka hingga tahap ini," ujarnya.
Kedua tim yang lolos itu yakni dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yakni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD) dalam program PKMRSH dengan judul Analisis Penerapan Interpretable Machine Learning dengan Model Agnostik Dalam Prediksi Hasil Belajar Sains Peserta Didik Sekolah Dasar di Daerah 3T ”. Sedangkan dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) yakni Program Studi Sumber Daya Akuatik (SDA) dalam program PKMKI dengan judul proposal "Inovasi Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) Sebagai Pupuk Organik Dalam Akuakultur Untuk Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Fitoplankton". Tim ini terdiri dari 4 dan 3 orang mahasiswa dalam program studi yang sama dan dibimbing oleh dosen ahli di bidangnya.
Sesuai pernyataan yang disampaikan oleh mahasiswa yang lolos program PKMRSH dari Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD) ketika diajukan beberapa pertanyaan bahwa alasan mereka mengikuti PKM ini karena ingin mencoba menyelesaikan permasalahan sains di sekolah dasar karena berdasarkan hasil PISA 2022 melaporkan skor sains peserta didik di Indonesia semakin menurun. Kami juga menyasar sekolah dasar di 3T lebih tepatnya di Kecamatan Hiliduho karena untuk memajukan tingkat pemahaman sains di sekolah-sekolah yang ada di daerah tersebut. Kami akhirnya mencoba menerapkan machine learning dengan model agnostik untuk memprediksi tingkat hasil belajar peserta didik sekolah dasar
“Proses awal penyusunan ini diajak oleh Dosen Pembimbing yaitu Edward Harefa, S.Pd., M.Nat.Sc, dan kemudian beliau memaparkan kepada kami alur dalam pemilihan topik dan membedah aturan dalam penulisan proposal. Tantangan terbesar kami adalah memilih waktu yang tepat untuk berdiskusi dan memilih topik yang dapat menjawab tujuan PKM-RSH. Menentukan ide diarahkan oleh Dosen Pembimbing kami dan mengaitkan dengan permasalahan pembelajaran sains yang masih kurang di Kecamatan Hiliduho”. Ujar Mahasiswa
“Sementara peran dosen pembimbing sangat mempunyai peran besar dalam mengarahkan kami karena beliau juga sudah mempunyai pengalaman lolos pendanaan PKM selama menjadi mahasiswa bahkan sampai Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS). Beliau juga telah memenangkan berabagi hibah nasional dan internasional sehingga beliau mengarahkan kami dalam mengatasi permasalahan yang ada di sekolah dasar dengan memanfaatkan machine learning. Beliau juga mempunyai track-record dalam penelitian bidan sains dan teknologi” Papar Ketua TIM
Sedangkan Mahasiswa Program Studi Sumber Daya Akuatik (SDA) yang lolos dalam program PKMKI juga menyampaiakan hal senada bahwa mereka memulai dengan mengidentifikasi masalah umum di bidang akuakultur, yaitu kurangnya alternatif pemupukan ramah lingkungan. Lalu mengembangkan ide berdasarkan hasil observasi dan kajian ilmiah, dan menyusunnya dalam proposal PKM. Proses penulisan kami lakukan secara kolaboratif, lalu direvisi berkali-kali dengan bimbingan dosen hingga akhirnya dinyatakan lolos pendanaan dari Kemendiktisaintek.
“Tantangan utamanya adalah membagi waktu antara kuliah dan kegiatan PKM, serta memastikan bahwa pengolahan eceng gondok menjadi pupuk benar-benar efektif di kolam akuakultur. Selain itu, uji coba terhadap kualitas perairan dan fitoplankton butuh ketelitian tinggi, tetapi hal itu justru memperkaya pengalaman kami. Jelas Mahasiswa
Edward Harefa, S.Pd., M.Nat.Sc, dosen pembimbing mahasiswa yang lolos program PKMRSH dari Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD) menyampaikan persiapan proposal yang telah dimulai sejak bulan Mei 2025 dan membantu dalam mencari ide dan metode riset yang tepat.
“Strategi pemilihan topik/ide yaitu melihat kejadian dan fenomena sekitar sesuai bidang keilmuan pendidikan sekolah dasar dan kemudian menjadikannya menjadi sebuah topik riset yang baik.Sedangkan Tantangan terbesar adalah manajerial waktu mahasiswa karena berasal dari angkatan yang berbeda dan tingkat pemahaman dalam metode riset”. Paparnya
Selanjutnya Nistiarni Zebua, S.Pi., M.Si, dosen Pembimbing mahasiswa yang lolos program PKMKI dari Program Studi Sumber Daya Akuatik (SDA) menjelaskan bahwa melihat dampak eceng gondok ini di anggap tidak berguna dan terlihat seperti gulma karena menyebabkan pendangkalan pada kolam budidaya, menurunkan kadar oksigen terlarut, mengganggu sirkulasi air, justru dapat dimanfaatkan menjadi solusi inovatif dalam budidaya perairan. Saya tertarik untuk mendampingi mahasiswa mengembangkan potensi lokal ini menjadi sesuatu yang bernilai guna tinggi baik dari sisi ekologis maupun ekonomis.
“Strategi pilih topik adalah kita lihat tema yang di tawarkan tahun ini oleh kementerian kalau harus berdampak langsung bagi masyarakat. Dan apa yang di anggap tidak berguna selama ini bisa kita manfaat untuk hal yang baik dan menguntungkan” imbuhnya
Dengan semangat dan dukungan penuh dari pihak kampus, para mahasiswa Universitas Nias kini tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi tahap selanjutnya, membawa nama baik kampus dan daerah ke panggung nasional. (Humas Universitas Nias)